SINGAPURA, suaramerdeka.com - Tahun 2024 mencatat sejarah sebagai salah satu tahun terpanas di Singapura dengan suhu rata-rata tahunan mencapai 28,4°C.
Selain itu, pola curah hujan yang tidak biasa menjadi perhatian, dari kekeringan terpanjang sejak 2019 hingga hujan deras yang memecahkan rekor di bulan November.
Singapura mengalami suhu yang lebih panas dari biasanya pada tahun 2024, terutama dipengaruhi oleh fenomena El Nino yang berlangsung dari pertengahan 2023 hingga April 2024.
Dikutip dari The Straits Times, bulan Juli dan Desember menjadi bulan terpanas dalam sejarah, dengan suhu tertinggi mencapai 36,2°C di Paya Lebar pada 7 Desember.
Baca Juga: Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi Dorong Festival Kuliner UMKM di 35 Kabupaten/Kota, Ajak Zilenial
Bahkan malam hari pun semakin hangat, dengan suhu minimum yang tidak turun di bawah 28°C di sebagian besar wilayah.
Fenomena ini menambah daftar panjang hari-hari dengan panas berbahaya yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.
Pada pertengahan tahun, tepatnya 13-30 Juli, Singapura mengalami kekeringan selama 18 hari berturut-turut akibat pengaruh tiga siklon tropis di Laut Cina Selatan, termasuk Topan Gaemi.
Kejadian ini menjadi periode kering terpanjang sejak 2019.
Namun, November justru menjadi bulan terbasah dalam lebih dari 40 tahun terakhir, dengan curah hujan rata-rata mencapai 419 mm.
Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) diyakini berkontribusi terhadap curah hujan ekstrem ini, menyebabkan banjir kilat di beberapa daerah seperti Yishun dan Potong Pasir.
Meskipun lonjakan suhu dapat dikaitkan dengan pemanasan global, pola curah hujan yang tidak biasa di tahun 2024 belum bisa secara langsung dikaitkan dengan perubahan iklim.
Menurut Layanan Meteorologi Singapura (MSS), pola hujan di negara ini sangat dipengaruhi oleh siklus iklim global seperti El Nino dan La Nina.